Menggerakkan kamera dalam shot film
haruslah mimiliki alasan yang cukup kuat, hal ini bertujuan untuk menghindari
shot-shot tidak penting yang hanya akan memperpanjang durasi film namun tak
mampu berbicara apapun. Ada 7 teknik dasar gerakan kamera yang dapat digunakan
dalam pengambilan gambar. Dari masing-masing teknis juga dapat dilakukan
kombinasi agar hasil visual lebih variatif.
1. Zoom
Zoom/zooming merupakan gerakan paling
dasar, yakni dengan cara mendekati atau menjauhi obyek secara optik dengan
mengubah panjang focal lensa dari sudut pandang sempit ke sudut pandang lebar,
atau sebaliknya. Gambar yang dihasilkan dari gerakan ini adalah subyek
seolah-olah mendekat (Zoom in) dan subyek seolah-olah menjauh (Zoom out).
Perubahan ukuran subyek secara visual
akan terjadi pada satu frame, misalanya dari Long Shot menjadi Medium Shot atau
yang lainnya. Aktivitas ini dapat dilakukan dengan posisi kamera tetap diam
maupun dikombinasi dengan gerakan kamera lainnya.
Melakukan zoom in biasa digunakan untuk
memperjelas sesuatu hal yang lebih penting, baik pada subyek maupun sebuah
kejadian. Pandangan yang semula mempunyai banyak subyek dapat dikerucutkan
menjadi satu atau beberapa subyek saja. Sedangkan zoom out lebih banyak
dilakukan untuk menarik penonton agar mengetahui ruang dimana subyek berada,
juga untuk menunjukkan ada banyak hal penting yang juga bisa dilihat disekitar
subyek.
Untuk banyak adegan, penggunaan zoom
tidak begitu efektif digunakan. Penggunaan Cut-to Cut saat editing dapat mempersingkat
durasi meski apa yang ingin disampaikan lewat gambar adalah sama.
2. Dolly
Dolly (Track) adalah pengambilan gambar
mendekati atau menjauhi subyek dengan menggerakkan kamera di atas tripot atau
dolly. Pengambilan gambar dengan cara ini biasanya kamera lebih dapat dirasakan
seolah-olah menjadi mata penonton, gerakan kamera dapat mewakili gerakan
penonton sehingga mereka dapat dibawa ikut terlibat dalam sebuah peristiwa
film.
Dolly in atau kamera mendekati subyek,
biasanya digunakan untuk membawa perasaan penonton untuk lebih berani, kuat,
dan siap menghadapi tantangan. Sedangkan Dolly out (menjauhi subyek) bisa
digunakan untuk mewakili perasaan kecewa, takut, dan merasa inferior.
Sebagaimana penggunaan zoom in, gerakan
Dolly in yang mendekati subyek dapat membawa penonton pada satu titik pusat
perhatian, perasaan tegang dan membangun rasa keingintahuan. Sedangkan proses
pelepasan ketegangan dapat dilakukan dengan dolly out.
3. Pan/Arc
Pan/Panning merupakan gerakan kamera
menoleh kekiri (Pan left) dan kekanan (Pan right). Ada banyak fungsi dalam shot
ketika melakukan paning meski pada prinsipnya dengan menggunakan gerakan yang
sama.
Arc adalah gerakan kamera memutar
mengitari obyek dari kiri ke kanan atau sebaliknya.
Gerakan pan yang sering digunakan dalam
pengambilan gambar secara umum adalah Follow pan, yakni gerakan kamera
mengikuti subyek bergerak (travelling), hal ini biasanya untuk mempertahankan
komposisi visual agar tetap proporsional dalam frame, memberi head space maupun
walking space sehingga subyek tidak terpotong saat melakukan gerakkan
tertentu..
Gerakan paning juga dapat dilakukan
untuk pengambilan gambar pada obyek yang tak bergerak, misalkan kondisi
ruangan, foto-foto yang berjajar di dinding, suasana kota atau yang lainnya.
Hal ini untuk membangun suasana lingkungan dimana subyek berada sekaligus
menciptakan interaksi visual antara subyek dengan lingkungannya (survening
pan).
Interupted pan juga merupakan salah
satu gerakan kamera jenis pan. Teknik ini digunakan saat ingin menghubungkan
dua subyek yang berbeda dalam satu shot. Misalnya, awal shot melakukan follow
pan pada satu subyek yang berjalan di pertokoan, kamera tiba-tiba berhenti dan
fokus melakukan follow pan pada sosok anak kecil yang mencoba mencuri salah
satu makanan dalam toko tersebut. Contoh lain misalnya ketika sebuah adegan
dimana subyek meninggalkan ruang, kamera bergerak ke arah handphone yang
ketinggalan di meja.
Gerakan paning juga bisa digunakan
untuk transisi antara dua shot, istilah yang populer digunakan adalah whipe
pan, yakni melakukan gerakan paning secara cepat antara shot satu dengan
lainnya. Penggunaan transisi ini dapat menciptakan gambar yang lebih dinamis
dan mempersingkat waktu dalam sebuah kejadian yang memiliki hubungan sebab
akibat.
4. Crab
Crab/crabing adalah gerakan kamera
secara lateral atau menyamping, berjalan sejajar dengan subyek yang sedang
berjalan. Gerakan crab hampir sama dengan Dolly, perbedaanya hanya pada arah
gerakan kamera. Jika Dolly bergerak maju mundur maka crab bergerak kekiri (Crab
left) dan kekanan (Crab right).
5. Tilt
Tilt/Tilting adalah gerakan kamera
secara vertical, mendongak dari bawah ke atas (Tilt up) maupun dari atas ke
bawah (Tilt down). Gerakan tilting banyak digunakan untuk menggiring mata
penonton pada aktivitas tertentu pada subyek, misalnya shot dimulai dengan
wajah perempuan menangis menunduk kebawah, kamera melakukan tilt down, dan shot
berakhir pada jemarinya yang bergetar sedang membaca/membalas sms dari
seseorang, mungkin sedang diputus pacarnya.
Proses sebab-akibat dapat diciptakan
dengan tilting, pada adegan diatas sebenarnya juga bisa saja dibalik dengan
melakukan tilt up, yakni dimulai dari shot jemari bergetar menulis sms,
kemudian tilt up pada wajah yang menangis.
6. Pedestal (Ped)
Pedestal adalah gerakan kamera di atas
pedestal yang bisa dinaik turunkan. Sekarang ini banyak digunakan Portal-Jip
Traveller. Pedestal up merupakan istilah yang digunakan untuk gerakan kamera
yang dinaikan, sedangkan Pedestal down merupakan gerakan kamera yang diturunkan.
7. Follow/Crane
Follow adalah gerakan kamera mengikuti
objek yang bergerak, bisa dengan pan, tilt, ped atau yang lainnya. Untuk
menciptakan gambar yang lebih dinamis bisa juga mennggunakan crane, atau dapat
juga dilakukan dengan handheld.
Crane sangat memungkinkan menggabungkan
beberapa gerakan kamera sehingga gambar dapat terlihat dinamis.
Tidak ada komentar: